Kecapi (Sandoricum koetjape) adalah salah satu buah favorit saya yang makin lama makin hilang dari peredaran. Rasanya asam manis, seringan sih kebanyakan asamnya daripada manisnya. Warnanya kuning sebesar bola tenis.
Di Thailand, terutama Thailand selatan, buah kecapi banyak dijual di pasar dan warung. Saya juga menjumpai banyak pohon kecapi ketika masuk ke desa-desa di selatan Thailand, Juni dan Juli 2010.
Jelas saya senang sekali menemukan pohon kecapi, karena di masa kecil ada beberapa pohon kecapi tumbuh di dekat rumah. Dan sekarang di sekitar daerah tempat tinggal saya, sudah tidak ada lagi pohon kecapi.
Kecapi dalam bahasa Thailand disebut dengan krathon (กระท้อน, [kratʰɔ́ːn]) atau sathon (สะท้อน);atau ma tong (มะต้อง), ma tuen (มะตื๋น)di utara Thailand. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut santol atau sour apple alias apel asem.
Kecapi Thailand ternyata besar sekali, lebih besar dari genggaman saya. Bandingkan dengan kecapi Indonesia yang pas banget dengan genggaman tangan saya. Rasa kecapi Thailand juga manis dengan sedikit asam, berbeda dengan kecapi Indonesia yang lebih banyak asamnya daripada manisnya.
Di dekat rumah (duluuu, sebelum banyak pohon ditebangin untuk dijadikan pemukiman), banyak pohon kecapi tumbuh. Buahnya sebesar bola kasti atau tenis. Makannya kalau gak dibanting, digencet dengan pintu. Itulah sejatinya kenang-kenangan makan kecapi. :D
Nah, waktu di Thailand selatan, saya mau gencet itu kecapi, tapi kecapinya kegedean. Daun pintunya sampe gak muat. Kalau kelamaan dan berkali-kali nanti ketauan petugas hotel, malah bisa disemprot, dianggap merusak properti hotel. Berkali-kali banting kecapi di lantai kamar, gak pecah-pecah juga. Walah, nanti malah dituduh melakukan kekerasan, lagi, he he he.
Akhirnya setelah pindah hotel dan pindah kota, akhirnya saya belah kecapi tersebut pakai pisau (minjem sama orang hotel). Akhirnya bisa kemakan juga deh tuh kecapi. Rasanya manis banget.
Pas lihat pohon kecapi dengan buah segede-gede bagong kayak gini bergantungan, saya cuma khawatir, kalau jatuh ketiban pala orang, bagaimana pertanggung jawabannya ya? Apalagi banyak pohon kecapi itu letaknya di sekitar rumah penduduk, bukan di kebon.
Di dekat rumah (duluuu, sebelum banyak pohon ditebangin untuk dijadikan pemukiman), banyak pohon kecapi tumbuh. Buahnya sebesar bola kasti atau tenis. Makannya kalau gak dibanting, digencet dengan pintu. Itulah sejatinya kenang-kenangan makan kecapi. :D
Nah, waktu di Thailand selatan, saya mau gencet itu kecapi, tapi kecapinya kegedean. Daun pintunya sampe gak muat. Kalau kelamaan dan berkali-kali nanti ketauan petugas hotel, malah bisa disemprot, dianggap merusak properti hotel. Berkali-kali banting kecapi di lantai kamar, gak pecah-pecah juga. Walah, nanti malah dituduh melakukan kekerasan, lagi, he he he.
Akhirnya setelah pindah hotel dan pindah kota, akhirnya saya belah kecapi tersebut pakai pisau (minjem sama orang hotel). Akhirnya bisa kemakan juga deh tuh kecapi. Rasanya manis banget.
Pas lihat pohon kecapi dengan buah segede-gede bagong kayak gini bergantungan, saya cuma khawatir, kalau jatuh ketiban pala orang, bagaimana pertanggung jawabannya ya? Apalagi banyak pohon kecapi itu letaknya di sekitar rumah penduduk, bukan di kebon.
![]() |
Kecapi dalam genggaman tangan saya, gede banget kan? Santol fruit in my palm. |
Kecapi is sour and sweet, no wonder many Western call it "sour apple", though they call it actually "santol". It is yellow and as big as a tennis ball.
In Thailand, especially in southern Thailand, many kecapi are available in the market when it is their time. I saw many kecapi trees there, when I visited some villages in southern Thailand in June and July 2010.
Of course, I am so happy to see those trees. When I was kid, there were some kecapi trees not so far from my house. Now, in my region there is no kecapi tree anymore.
Kecapi in Thai is called krathon (กระท้อน, [kratʰɔ́ːn]) or sathon (สะท้อน); or ma tong (มะต้อง), ma tuen (มะตื๋น) in northern Thailand.
Kecapi of Thailand is much bigger than kecapi of Indonesia. I can't hold it in my palm and the taste is sweeter than Indonesian's. I like Kecapi of Thailand and miss much of vanishing of Kecapi Indonesia.
![]() |
Long long time ago, close from my house here in Jakarta, there were some kecapi trees. Now the garden changes into dwellings. The fruits were as big as a tennis ball. If we wanted to it, we threw the fruit into the ground until it broke or, we put kecapi between the door and we pressed until it broke. That;s actually my memory when I ate kecapi.
When I was in southern Thailand, I would like to do the same thing. But that kecapi was too big for the door. :D If the hotel officer knew what I was doing, perhaps they would fine me for damaging something. I tried to throw into the ground of the room, but it was still strong.
I brought that kecapi to another town, hotel and province, still in southern Thailand. Finally I could eat that kecapi after borrowing a knife from hotel kitchen. OMG. But it worth, that kecapi was so sweet.
In southern Thailand many kecapi trees are located surrounding of the houses. I was just wondered, how if the fruits fall down and hit someone's head. Is there any insurance for that? Ha ha ha.
No comments:
Post a Comment